Jumat, 27 Desember 2013

MORFOLOGI



A.   PENGERTIAN MORFOLOGI
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasarbahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
B.    Morfem
  Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata dugamerupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.

1.     Morfem Bebas
 Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan artinya, misalnya kata dasar. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti.
2.     Morfem Terikat
 Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan morfem lain. Morfem terikat terbagi menjadi dua yaitu:
a.      Morfem Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata, terikat pada struktur kata, misalnya imbuhan. Contoh:ber- pada kata beranak berarti menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki arti.
b.      Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi bersama. Katadan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki arti.

C.    Alomorf
  Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang mempunyai fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang membentuk verba aktif. Setiap morfem mempunyai alomorf satu, dua, atau juga enam. Beberapa bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:
1.     Morfem ber-, mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel-.
a.      Ber-
Contohnya : bertamasya
b.     Be-
Contohnya : bepergian
c.      Bel-
Contohnya : belajar
2.     Morfem me-, mempunyai alomorf me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-.
a.      Me-
Contohnya : mewajibkan, merajut
b.     Mem-
Contohnya : membawa, mempunyai
c.      Men-
Contohnya : mencangkul, menulis, menndapatkan
d.     Meng-
Contohnya : menggulung, mengkaji
e.      Menge-
Contohnya : mengecat
f.      Meny-
Contohnya : menyapu, menyiram, menyingkir

D.    Afiksasi
  Afiksasi sering pula disinonimkan dengan proses pembubuhan afiks (imbuhan). Afiksasi atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata berimbuhan. Afiksasi dalam bahasa Indonesia sangat memegang peranan penting. Hal itu didasarkan pada suatu kenyataan, bahwa bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa aglutinatif.  Afiks dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Hal itu akan sangat bergantung pada segi tinjauannya. Menurut Suryadi Abdillah H. (2011), macam afiks dapat ditinjau dari posisi atau letaknya, asalnya, serta produktifnya, yaitu:
1.     Afiks Ditinjau dari Letaknya.
Dari letak atau posisi melekatnya, afiks dapat dibagi menjadi empat macam yaitu prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan konfiks atau imbuhan gabungan.
a.     Prefiks
 Prefiks ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (mungkin kata dasar atau kata kompleks/ jadian).
Contoh:
ber-          : berjalan, berdiri, bekerja, belajar, berlari, bertamu, berpikir, dll
meN-       : membeli, mencuci, meniru, mendarat, mengampu, menyanyi, melihat, dll
memper-  : memperbanyak, memperindah, mempermudah, memperbesar, dll
di-           : dibeli, dicuri, diambil, didengar, diraba, dijilat, diputar, dimakan, dll
ter-          : terkenal, terinjak, terbawa, terhormat, terpandai, termakan, terdengar, dll
per-          : perlebar, perpanjang, persempit, perluas, perluas, perkecil, dll
peN-        : pembeli, penjual, penata, pengampu, pemakan, penyanyi, dll
pe-           : pedagang, pelari, peternak, pekebun, petinju, peserta, petenis, dll
pra/pre-    : prasejarah, praduga, praremaja, prefiks, prajabatan, prakarya, dll

b.    Infiks
Infiks ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.
Contoh:
 -el-          : telunjuk, temali, telapak, gelembung, geligi, pelatuk, gemulung
-er-          : serabut, seruling, gerigi
-em-         : kemuning, kemelut, kemilau, temali
-in-          : kinerja, sinambung, tinambah

c.    Sufiks
Sufiks ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada akhir dasar.
Contoh:
-an                         : bacaan, makanan, tulisan, hitungan, catatan, kiriman
-kan                       : ambilkan, carikan, satukan, pisahkan, dengarkan, bicarakan
-i                            : temui, jumpai, ambili, tulisi, tangkapi, pukuli, panggili, mintai, alami, hewani
-ah                         : alamiah, insaniah, ilmiah
-wi                         : duniawi, ragawi, manusiawi
-nya                       : rupanya, tampaknya, agaknya, akhirnya
-wan                      : ilmuwan, sastrawan, budayawan, karyawan, wartawan, bangsawan
-wati                      : wartawati, karyawati, seniwati
-in                          : muslimin, mukminin, hadirin
-at                          : muslimat, mukminat, hadirat
-a/-i                        : dewa-dewi, mahasiswa-mahasiswi, putra-putri, muda-mudi

Morfem-morfem -ku, -mu, -nya, dan kau seperti pada bukunya, sepedaku, rumahmu, dll bukan merupakan afiks, melainkan termasuk golongan klitik karena morfem-morfem tersebut arti leksikal, sedangkan afiks tidak. Morfem –nya yang termasuk golongan klitik ialah morfem –nya yang jelas mempunyai pertalian arti dengan ia. Morfem nya yang sudah tidak mempunyai pertalian arti dengan ia, misalnya rupanya, agaknya, kiranya, tampaknya, akhirnya, termasuk golongan afiks karena hubungan dengan arti leksikalnya sudah terputus.
Morfem –isme seperti dalam nasionalisme, patriotism, dinamisme, liberalism juga tidak dapat dimasukkan ke dalam golongan afiks karena morfem tersebut jelas masih memiliki arti leksikal. Morfem tersebut termasuk golongan klitika.
d.   Konfiks
Konfiks ialah gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar.
Contoh:
meN-/-kan            : membicarakan, menemukan, menyelesaikan, mengatakan
men-/-i                  : menjalani, memasuki, memukuli, mewarnai, melempari, menghadiri
 ber-/-kan              : berasaskan, beristrikan, beratapkan, bermandikan, berdasarkan
 ber-/-an                : bepergian, beterbangan, berlarian, berpandangan, beraturan,
 ke-/-an                  : kalaparan, kedinginan, kehilangan, kehabisan, kehujanan, kebanjiran
 peN-/-an               : pendaftaran, penelitian, pendanaan, pengumuman, penulisan
per-/-an                 : perbuatan, pertemuan, perjanjian, pergerakan, perjuanagan
 se-/-nya                : sebenarnya, sebaiknya, sesamanya, sesungguhnya, secepatnya
 memper-/-kan       : memperbandingkan, memperbincangkan, mempermasalahkan
 memper-/-i           : mempersenjatai, memperbarui, memperbaiki

2.     Afiks Ditinjau dari Asalnya
Ditinjau dari asalnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks asli dan afiks dari bahasa asing.
a.    Afiks Asli
Afiks asli ialah afiks-afiks yang memang merupakan bentukan atau afiks dari bahasa Indonesia itu sendiri.
Contoh:
ke-an   +          adil                  =          keadilan
ter-      +          jatuh                =          terjatuh
b.    Afiks Asing
Afiks asing ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa asing yang kini telah menjadi bagian sistem bahasa Indonesia. Untuk menyatakan suatu afiks bahasa asing telah diterima menjadi afiks bahasa Indonesia, apabila afiks tersebut sudah mampu keluar dari lingkungan bahasa asing dan sanggup melekat pada bentuk dasar bahasa Indonesia.
Contoh:
pra-     +          sejarah            =          prasejarah
-ik       +          patriot             =          patriotik
3.    Afiks Ditinjau dari Produktifitasnya
Ditinjau dari produktifitasnya, afiks bahasa Indonesia dapat      dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks improduktif dan afiks produktif.
a.     Afiks improduktif
Afiks improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-kata atau morfem-morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Contoh:
-is        +          nasional          =          nasionalis
-wi       +          manusia          =          manusiawi


b.    Afiks produktif
Afiks produktif ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam distribusinya.
E.  Reduplikasi
Reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian, baik disertai variasi fonem maupun tidak.
Contoh: berbulan-bulan, satu-satu, seseorang, compang-camping, sayur-mayur.
F.  Penggabungan atau Pemajemukan
Proses pembentukan kata dari dua morfem bermakna leksikal.
Contoh: 1. Sapu tangan
              2. Rumah Sakit
G.  Perubahan Intern
Perubahan intern adalah perubahan bentuk morfem yang terdapat dalam morfem itu  sendiri.
Contoh: dalam bahasa Inggris
Singular
plural
Foot
Mouse
Feet
mice
H. Suplisi
Suplisi adalah proses morfologis yang menyebabkan adanya bentuk sama sekali baru.
Contoh: dalam bahasa Inggris
Go              went
sing­­­­             sang
I.   Modifikasi kosong
Modifikasi kosong ialah proses morfologis yang tidak menimbulkan perubahan pada bentuknya tetapi konsepnya saja yang berubah.
Contoh: read- read-read
J.  Kata
1.   Hakikat Kata
Para linguis yang sehari-hari bergelut dengan kata ini, hingga dewasa ini, kiranya tidak pernah mempunyai kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang di sebut dengan kata itu. Satu masalah lagi mengenai kata ini adalah mengenai kata sebagai satuan gramatikal. Menurut verhaar (1978) bentuk-bentuk kata bahasa Indonesia, misalnya: mengajar, di ajar, kauajar, terjar, dan ajarlah bukanlah lima buah kata yang berbeda, melainkan varian dari sebuah kata yang sama. Tetapi bentuk-bentuk, mengajar, pengajar, pengajaran, dan ajarlah adalah lima kata yang berlainan.
Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata-kata yang terbentuk dari gabungan huruf  atau morfem baru kita akui sebagai kata bila bentuk itu sudah mempunyai makna. (Lahmudin Finoza).
Kata ialah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. (Kridalaksana).

Perhatikan kata-kata di bawah ini.
1.            Mobil
2.            Rumah
3.            Sepeda
4.            Ambil
5.            Dingin
6.            Kuliah.
Keenam kata yang kita ambil secara acak itu kita akui sebagai kata karena setiap kata mempunyai makna. Kita pasti akan meragukan, bahkan memastikan bahwa adepes, libma, ninggib, haklab bukan kata dari bahasa Indonesia karena tidak mempunyai makna.
Dari segi bentuknya kata dapat dibedakan atas dua macam, yaitu (1) kata yang bermofem tunggal, dan (2) kata yang bermorfem banyak. Kata yang bermorfem tunggal disebut juga kata dasar atau kata yang tidak berimbuhan. Kata dasar pada umumnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi kata turunan atau kata berimbuhan. Perhatikan perubahan kata dasar menjadi kata turunan dalam tabel di bawah ini.
2. Pembentukan Kata
Pembentukan kata ini mempunyai dua sifat, yaitu membentuk kata-kata yang inflektif, dan kedua yang bersifat derivatif. Apa yang dimaksud dengan inflektif dan derivatif akan dibicarakan berikut ini.
1).  Inflektif
 Kata-kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, seprti bahasa arab, bahasa latin, bahasa sansekerta, untuk dapat digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan kategori-kategori gramatikal yang berlaku dalam bahasa itu.
2).  Derifatif
Pembentukan kata secara derivatif adalah membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya, contoh dalam bahasa indonesia dapat diberikan, misalnya, dari kata air yang berkelas nomina dibentuk menjadi mengairi yang berkelas verba: dari kata makan yang berkelas verba dibentuk kata makanan yang berkelas nomina.
Tabel 1
Perubahan Kata Dasar Menjadi Kata Turunan
yang Mengandung Berbagai Arti

Kata Dasar
Pelaku
Proses
Hal/Tempat
Perbuatan
Hasil
Asuh
baca
bangun
buat
cetak
edar
potong
sapu
tulis
ukir
pengasuh
pembaca
pembangun
pembuat
pencetak
pengedar
pemotong
penyapu
penulis
pengukir
pengasuhan
pembacaan
pembangunan
pembuatan
pencetakan
pengedaran
pemotongan
penyapuan
penulisan
pengukiran
perbuatan
percetakan
peredaran
perpotongan
persapuan
mengasuh
membaca
membangun
membuat
mencetak
mengedar
memotong
menyapu
menulis
mengukir
asuhan
bacaan
bangunan
buatan
cetakan
edaran
potongan
sapuan
tulisan
ukiran.
Dalam tabel 1 itu terlihat perubahan kata dasar menjadi kata turunan selain mengubah bentuk, juga mengubah makna.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar