Kamis, 19 Desember 2013

PASAR TERAPUNG LOK BAINTAN DAN PULAU KEMBANG



Sabtu, 7 desember 2013
Hari ini kami mahasiswa dan mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2013 baik regular A maupun regular B melakukan perjananan wisata ke Pasar terapung Lok Baintan dan Pulau Kambang untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah teori Menyimak dari Bapak Drs. Sabhan, M.Pd.  Kami diminta berkumpul pada pukul 05.30 di dermaga seberang Mesjid Sultan Suriansyah. Untuk menuju kesana kami menggunakan kelotok sebagai alat transportasi. Kelotok adalah sejenis sampan bermesin yang biasa digunakan masyarakat Banjar melintasi sungai. Keberangkatan kami dibagi menjadi 4 giliran keberangkatan. Saat saya tiba disana, saya mendapat giliran kelotok ketiga yang berangkat pada pukul enam lewat.
Sepanjang perjalanan menuju Pasar Terapung Lok Baintan, kami melewati rumah-rumah penduduk ditepi sungai yang bagian belakangnya menjorok kesungai. Sebagian besar rumah penduduk itu terlihat kumuh, walaupun tidak semuanya seperti itu. Dari yang saya lihat sungai merupakan bagian terpenting dari kehidupan masyakarat. Dapat terlihat dari masyarakat yang menggunakan air sungai untuk mandi, menggosok gigi, memasak, bahkan buang air.  Banyak juga kayu gelondongan mengapung di sungai tersebut.
Setelah menempuh waktu kurang lebih 1 jam, kami tiba di Pasar Terapung Lok Baintan.  Secara umum, Pasar Terapung Lok Baintan tidak berbeda dengan Pasar Terapung di Muara Kuin. Keduanya sama-sama pasar tradisional di atas jukung yang menjual beragam dagangan, seperti hasil pertanian atau perkebunan. Seperti yang dijual para pedagang pada hari ini, yaitu jeruk, kacang, dan berbagai kue tradisional. Tak ada organisasi pedagang sehingga jumlah mereka yang berjualan tak terhitung. Pasar tersebut berlangsung tidak terlalu lama, paling lama sekitar tiga hingga empat jam. Mereka datang untuk berjualan, dan bubar dengan sendirinya ketika matahari pagi mulai terik. Pedagangnya didominasi oleh perempuan .
Setelah dari Pasar Terapung kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Kambang. Pulau Kambang adalah objek wisata yang jarang terlewatkan apabila orang mengunjungi pasar terapung, seperti telah ditawarkan dalam satu paket. Keadaan di Pulau kambang cukup menghawatirkan, karena tidak terawat dan banyak sampah. Jumlah wisatawan lokal yang datang mengunjungi Pulau Kambang cukup banyak. Di Pulau Kambang ini terdapat ratusan bahkan mungkin ribuan monyet yang selalu datang mendekat ke arah pengunjung, terlebih lagi jika mereka sedang lapar. Tidak jarang monyet-monyet itu merebut benda yang dibawa pengunjung. Seperti teman kami, Yanti, yang sepatunya diambil oleh monyet.
Setelah puas berkeliling pulau Kambang serta berfoto ria, perjalanan wisata kami pun berakhir. Kurang lebih pukul 10.30 kami kembali ke depan Mesjid Sultan Suriansyah, tempat dimana kelotok bertambat. Setelah mengambil kendaraan masing-masing yang diparkir di halaman Mesjid, kami pun pulang  kerumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar